Tolerance in inquiry-based learning : building harmony and solidarity in students

This study aims to reveal how inquiry-based learning can be used as a strategy in building harmony and solidarity which, in turn, can instill tolerance values in students. It is a qualitative research involving Sekolah Alam Ungaran in Semarang Regency as its subject of study. The study employs in-depth interview, observation, and documentation. It uses triangulation of resources and methods to ensure data validity. Meanwhile, data analysis refers to the Miles and Huberman technique. The study finds that the tolerance values in inquiry-based learning in Sekolah Alam Ungaran are built through three types of activities: (1) self-development through routine activities, spontaneous activities, exemplary and conditioning; (2) integration into materials or courses, and (3) formation of school culture. Later, these findings are designed to be a model of inquiry-based learning to build harmony and solidarity in students. Kajian ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana pembelajaran berbasis inkuiri dapat digunakan sebagai strategi dalam membangun harmoni dan solidaritas yang dapat menanamkan nilai-nilai toleransi pada siswa. Penelitian kualitatif ini melibatkan Sekolah Alam Ungaran di Kabupaten Semarang sebagai subjek Corresponding author; email: 1abdul_wahid@walisongo.ac.id, 2s_dyp@yahoo.com, 3samsudi@mail.unnes.ac.id, 4fransharyono@mail.unnes.ac.id. A B DU L WA H I D E T A L . Vol. 26, No.1 (2018) 148 penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara secara mendalam, observasi, dan dokumentasi dengan triangulasi sumber daya dan metode untuk memastikan validitas data. Sementara itu, analisis data mengacu pada teknik Miles dan Huberman. Kajian ini menemukan bahwa nilai-nilai toleransi dalam pembelajaran berbasis inkuiri di Sekolah Alam Ungaran dibangun melalui tiga jenis kegiatan: (1) pengembangan diri melalui kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan dan pengkondisian; (2) integrasi ke dalam materi atau kursus, dan (3) pembentukan budaya sekolah. Temuan ini selanjutnya dirancang menjadi model pembelajaran berbasis inkuiri untuk membangun harmoni dan solidaritas pada siswa.