Diskursus islam dan karakter politik negara di kesultanan bima

Al-Qalam(2017)

引用 0|浏览1
暂无评分
摘要

Seiring dengan berlangsungnya proses islamisasi di sebagian besar kerajaan di Pulau Sumbawa pada awal ke-17, maka muncul gagasan politik baru dari para penguasa negara untuk mengintegrasikan tradisi Islam agar mereka dipandang sebagai “bagian dari dunia Islam” (dar-al Islam). Modus integrasi dan klaim sebagai negara yang berbasis pada ideologi Islam ini mendorong para raja bertindak lebih ambisius lewat kebijakan politik kenegaraan yang ofensif. Selama proses “pengislaman” ini berlangsung, terjadi pula aktivitas perdagangan, politik dan budaya yang sejak awal memang menjadi bagian dari sistem kekuasaan kerajaan. Di abad ke-17 Islam di Pulau Sumbawa mengalami perkembangan sangat berarti. Kerajaan-kerajaan seperti Bima, Dompu, Sumbawa, Tambora, Sanggar, dan Pekat tumbuh dan bersaing menjadi negara baru. Bima dan Sumbawa misalnya, sering mengklaim dirinya sebagai pusat kekuasaan yang kemudian menjadi basis perkembangan intelektual dan budaya muslim di Nusa Tenggara.

更多
查看译文
AI 理解论文
溯源树
样例
生成溯源树,研究论文发展脉络
Chat Paper
正在生成论文摘要